Senin, 31 Januari 2011

defenisi iman

Berdasar pembuktian-pembuktian diatas maka kita tarik definisi Iman menjadi sebagai berikut :

1) Iman, secara umum, ialah pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul dan atau dengan ajaran-ajaran selainnya yakni ms syayathin. Dan orang yang demikian dinamakan mukmin seumumnya.

2) Iman, secara khusus, ialah pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul, dinamakan Iman yang haq(obyektif).

Dan orang yang demikian dinamakan mukmin yang haq artinya mukmin yang obyektif dengan al-Qur’an ms Rasul sebaliknya pandangan dan sikap hidup dengan ajaran-ajaran selain Allah (al-Qur’an) ms Rasul, yakni ms syayathin ialah Iman bathil atau kufur.

Dan orang yang demikian dinamakan mukmin bathil atau kafir.


Untuk mudahnya maka arti structural (bangunan) Iman dimaksud diatas, baik secara umum maupun secara khusus, kita tuang dalam bentuk sket segitiga sama sisi, sebagai berikut :

Sket Struktural Iman
Keterangan :
A = Allah, perancang dan pemastian kehidupan (qadiirun).

B = Kenyataan hidup nabi Muhammad Rasulullah, pola atau bentuk contoh kehidupan dari
       ajaran  Allah (uswatun hasanah).
B1 = Al-Qur’an sebagai Imam

B2 = Kenyataan hidup mukmin yang obyektif dengan al-Quran ms Rasul yang oleh
         Nabi Muhammad dinyatakan “Sahabatku di Jannah”.
C = Kenyataan alam organis, biologis dan gaya yang tergantung kepada Allah.

ABC = (yang terperinci menjadi AB1C dan AB2C) = Nur ms Rasul yaitu pantulan terang dari
            Al-Qur’an ms Rasul (Nurun “Ala).
BE = Dzulumat dalam arti bayangan yaitu pantulan gelap yang bertolak belakang dengan
          pantulan terang dinamakan Nurin.
BDE = Sudut memandang dzulumat yang obyektif dari Allah ms Rasul-Nya.
BED = Sunnah Syaitahn, laknatullah wal malaikat wan naasi ajma’in (Surat Baqarah ayat 161).
BDC = Salah satu alternative, secara d’efect, menjadi aduk-adukan pandangan Nur-dzulumat (ABC-BDE), dalam bentuk kadzdzaba menjadi model ketiga, ialah idealisme.

CF = Dzulumat ialah bayangan yaitu pantulan gelap dari kenyataan alam.
CDF = Sudut memandang dzulumat secara obyektif Ilmiah dengan Al-Qur’an ms Rasul.
FDC = Salah satu lternative lain, secara reflex, dalam bentuk tawalla CDF menjadi semodel bathil.
ED dan FD = Segala daya upaya aduk-adukan Nur-dzulumat dan atau penyalah gunaan dzulumat menjadi semodel bathil (DC), dinamakan “khutuwatis syaithan = strategi dan taktik pilihan dzulumat ms syayathin.
DC = Hasil aduk-adukan Nur-dzulumat (ABC-BDE) menjadi BDC dan atau penyalahgunaan dzulumat (CDF) menjadi FDC, keduanya menjadi semodel bathil.
Untuk lebih mempertajam arti sudut BDE dan atau CDF yang ditumpang tindih diatas BDC sehingga menjadi Bathil (aduk-adukan Nur-dzulumat dan atau penyalah gunaan dzulumat ms syayathin) ialah satu Qadar atau Taqdir Syar (rancangan dan kepastian hidup jahat) atau “arbaaban min duunillaahi” maka kita petik Surat 015 al - Hijir ayat 43 dan 44 demikian :
43. “Maka sesungguhnya jahannam adalah benar-benar menjadi tempat kepastian mereka yang berpandangan dan bersikap dzulumat as syayathin semuanya”. 
44. Ujudnya itu (jahannam) adalah sejenis bangunan bertingkat tujuh dimana masing-masing tingkatannya itu adalah bagian golongan tertentu”.
Dan untuk mudahnya maka Qadar atau Taqdir Syar ini kita sket menjadi sebagai berikut :
 Sket Taqdir Syar / Sosial Piramidal Sistem kehidupan saling gusur, saling todong, saling peras memeras, saling menghina dan memiskinkan, kehidupan buah simalakama, dsb.

2 komentar:

  1. Assalamualaikum,
    " Semoga satu kehidupan saling kasih sayang, saling memakmurkan, saling memenuhi harapan kemanusiaan dan saling bisa mencapai tujuan menjelma di persada bumi pertiwi INDONESIA "

    Salam ABC, salam kenal dari sukmajaya depok

    BalasHapus
  2. Setelah saya mempelajari metode tentang ini apakah metode ini didalam ajaran Isa Bugis?

    BalasHapus

mohon ma'af sebelumnya kalau ada kekurangan,
silahkan berkomentar,