Selasa, 01 Februari 2011

Analisis Tragedi Dibalik Futurnya Para Calon Pendukung siduasatu

Mohon ma'af sebelumnya jika Analisis Sang Pengantar salah dan atau kurang berkenan,
sekali lagi Sang Pengantar mohon ma'af sebesar-besarnya kepada Para Generasi Bangsa Indonesia Ku Tercinta, ini hanya sekedar analisis Tragedi Dibalik Futurnya Para Calon Pendukung Siduasatu, Sepertihalnya apa yang dialami Peter Parker dalam film spiderman 2 ????? saya bertanya kepada diri saya sendiri, kenapa?kok bisa-bisanya ya, pahlawan sehebat/sekaliber spiderman sampai berpikir untuk mundur dari tugasnya sebagai pembasmi kejahatan? Faktor apa sih yang menyebabkan dirinya menjadi demikian? –yang dalam istilah para da’i dikenal sebagai – futur? Pertanyaan seperti itulah yang terlintas dalam benak saya jika mengingat film spiderman 2.
Lantas apa hubungannya dengan tragedi Futurnya Para calon pendukung siduasatu dalam kondisi Real sekarang ini?
inilah analisis Sang Pengantar : 
  • Tuntutan medan perjuangan yang semakin berat. 
Sadar atau tanpa sadar Kita semua tahu bahwa Medan Perjuangan yang kita hadapi sekarang ini sangatlah berat, bahkan kedepan akan lebih hebat lagi beratnya.
Ini alamiah, Natural sebagai tuntutan skenario dalam satu alternatif  Hidup atas satu pilihan
ILMU SANG PENCIPTA, semakin banyak episode yang dialami oleh para calon pendukung siduasatu, maka musuh yang dihadapi akan semakin berat. Tetapi cobalah tengok sejenak dalam film-film para superhero-superhero,kenapa hal ini tidak menjadikan mereka ‘futur’?. Bahkan bila menengok contoh jagoan saiya di Dragon Ball, maka setiap mereka dalam kondisi yang hampir mencapai titik kematian, maka kemampuan mereka akan bertambah berlipat-lipat. Sehingga beratnya medan seharusnya tak menjadi alasan buat Para calon Pendukung siduasatu untuk mundur.
Para calon Pendukung siduasatu, sebagaimana para superhero juga tak sepantasnya mengeluh dengan kondisi medan tempur yang semakin berat. Ini adalah sesuatu yang natural dan sudah tuntutan skenario. Tak pantas dipersoalkan. Apakah kita akan selalu mempersoalkan medan tempur yang semakin berat dan akan lebih hebat lagi beratnya ???

Sampai kapan kita mengeluh tentang beratnya Hidup atas satu pilihan ILMU ?
Tidakkah kita malu terhadap diri kita sendiri dikala kita menyaksikan film-film superhero yang tak kenal lelah dan pantang menyerah...???!! Renungkanlah........!!!!!!!!!!!
  • Manajemen kerja yang buruk
Para calon pendukung siduasatu seharusnya tak akan mengalami studi yang kacau, kerja yang amburadul, cinta yang gagal dan lain sebagainya, andai saja Para calon pendukung siduasatu bisa memanajemen kehidupannya dengan baik. Sebagai catatan, tugas sebagai calon pendukung siduasatu, pernahkah Para calon pendukung siduasatu menyampaikan nilai-nilai hidup secara simultan dan terus menerus tanpa henti?!! Hatta terhadap diri sendiri....?!!!.
Para calon pendukung siduasatu ibarat memakai kostum tidak melebihi 50% dari waktu hidupnya.
Jika para pendukung siduasatu bisa memanajemen waktu dengan baik dan menentukan skala prioritas maka tentunya semuanya akan berjalan sukses. Para calon pendukung siduasatu seharusnya sempat-sempat saja belajar saat tidak ada kegiatan. Para calon pendukung siduasatu seharusnya juga memilih bentuk pekerjaan yang tidak terlalu mengikat dia. Para calon pendukung siduasatu harus berani memutuskan berhenti menjadi Calo yang hanya sekedar berteriak-teriak mengajak untuk memilih satu alternatif Hidup sementara dia sendiri tidak mau ada didalamnya, atau hanya sekedar menjadi pengantar (red. seperti apa yang dilakukan sang pengantar...Hhhmmmm ). Jangan masalah finansial dijadikan alasan, masalah pekerjaan dijadikan hambatan...!!!  masalah cinta kepada istri/suami/anak/saudara ataupun kekasih dijadikan senjata,  kasihan dijadikan perisai......!!!!, untuk mengumandangkan dan meralisasakan siduasatu sebagai pilihan hidup. seharusnya sejak awal Para calon pendukung siduasatu mengkomunikasikan/mengkondisikan keadaannya kepada semua aspek-aspek yang berkaitan dengan seluruh gerak hidupnya terutama keluarganya. Tak perlu ada rahasia-rahasiaan, sehingga mereka bisa saling memahami kondisi masing-masing.

Jadi jikalaulah ada diantara
Para calon pendukung siduasatu, mengalami kehidupan gagal (red.seperti sang pengantar...hehehe), mengalami kehidupan yang tidak karuan mengalami gundah gulana, kuliah yang nggak lulus-lulus, bisnis yang kacau, rumah tangga yang berantakan… Para calon pendukung siduasatu yang futur tak pantas menyalahkan dakwah siduasatu. Tak ada masalah dengan dakwah siduasatu. Masalahnya adalah kemampuan dalam memanajemen diri saja. Camkanlah......!!!!!!

  • Para calon  pendukung siduasatu tidak Halaqah
Para calon  pendukung siduasatu tidak Halaqah Sehingga wajar, bila tidak ada yang mengontrol kinerja  Para calon pendukung siduasatu. Maka bila  Para calon pendukung siduasatu futur tidak ada musyrif atau murabbi yang bisa memberikan tausiyah kepadanya. Halaqah ibarat charge. Maka bila energI dari charge habis.. ya tentunya down.

Bagi 
Para calon pendukung siduasatu, keberadaan halaqah adalah sesuatu yang teramat vital. Keberadaan musyrif atau murabbi sangat penting sebagai tempat bersandar dan berkeluh kesah. Medan juang terlalu berat. Maka perhalaqahan lah kunci sukses Para calon pendukung siduasatu bisa tetap bertahan dalam medan seberat apapun.
  •  Para calon pendukung siduasatu merasa cukup dengan kemampuannya yang itu-itu saja
Tidak ada usaha dari  Para calon pendukung siduasatu untuk menambah jenis kemampuan penguasaan dan atau jenis metode penanggapan terhadap materi-materi yang di sajikan siduasatu. Tak ada yang salah sebenarnya bila  Para calon pendukung siduasatu mengadopsi jenis kemampuan dan atau jenis metode penanggapan yang lain.
Sepertihalnya spiderman tak ada yang salah sebenarnya bila jagoan/superhero seperti Spiderman mengadopsi jenis kekuatan yang dimiliki oleh superhero yang lain Jadi bisa saja Spiderman mempelajari teknik terbangnya Superman, sehingga dia tidak tergantung dengan jaring laba-labanya untuk bergerak dari satu gedung ke gedung lain. Dia juga bisa belajar jurus tendangan tanpa bayangan nya Jet Lee, atau menggunakan robot-robot raksasa seperti yang dimiliki Power Rangers, dan masih banyak jagoan/superhero-superhero yang lain yang memiliki berbagai jenis kemampuan yang luar biasa untun diadopsi.

Begitu juga halnya
Para calon pendukung siduasatu. Dia tak boleh merasa cukup ilmu. Para calon pendukung siduasatu harus senantiasa mengupgrade dirinya dengan berbagai cara. Belajar bahasa, i'rab, tafsir, sirah, hadits, retorika, analisa perkembangan situasi kondisi yang terjadi dan lain-lainnya.
Para calon pendukung siduasatu harusnya menyadari kekurangan dan kelebihan diri masing-masing pribadi, jangan sampai ada yang kekurangan materi  harus selalu di samakan dengan yang kelebihan materi untuk berlatih "fimaaqatis stamaa'i al-usru" , yang kelebihan materi jangan merasa iri jika ada yang kurang mampu dan belum mau berlatih ke arah yang demikian ( jangan berfikir " Gue lagi gue lagi, lama-lama bisa bangkrut nih gue"), jangan selalu mengambil kesimpulan/berfikir menyimpang bila ada satu argumentasi yang tidak sama dengan apa yang disampaikan para senior dan atau penyampai, lebih bijak setiap perbedaan argumentasi dikembalikan/diakurkan dengan satu pedoman hidup yang benar-benar ILMI-ah dan tiada ragu padanya yakni al-quran menurut praktis sunnah rasul.
  • Kwalitas nafssiyah Para calon pendukung siduasatu buruk
Pernahkah kita melihat Para calon pendukung siduasatu shalat malam atau puasa senin kamis? Nah justru karena nafsiyyahnya yang buruk itulah Para calon pendukung siduasatu jadi seperti tak memiliki energi dan mudah mencapai futur.

Para calon pendukung siduasatu yang futur berawal dari kualitas nafsiyyah yang buruk. Sesungguhnya kedekatan kita kepada Sang Pencipta adalah penentu utama keberhasilan perjuangan kita. Sehebat apapun ikhtiar kita kalau Sang Pencipta tidak mengizinkan ya mana mungkin hasilnya sesuai keinginan.
  • Para calon pendukung siduasatu tidak bersatu padu bahu membahu saling membantu
Wajar kalau Para calon pendukung siduasatu merasa kelelahan merasa bosan dengan materi siduasatu, karena tidak adanya saling kerja sama antar kelompok diskusi, tidak adanya saling interaksi antar kelompok diskusi. Masing-masing kelompok diskusi inginnya menang sendiri-sendiri, Hasil diskusi kelompok hanya boleh diketahui/disampaikan lagi kepada anggota kelompoknya saja. Hal ini tentunya tidak akan terjadi seandainya  para tetua kelompok diskusi sadar diri dan tidak iri dengki terhadap kelompok-kelompok diskusi yang lain, seharusnyalah para tetua kelompok diskusi mempelopori para anggota diskusinya untuk saling berbagi informasi tanpa melihat siapa dan dari kelompok diskusi mana. Para calon pendukung siduasatu seharusnya study/diskusi secara terorganisir untuk saling merealisasikan apa yang telah di tanggapi. Para tetua calon pendukung siduasatu seharusnya membuka/menjembatani setiap kelompok-kelompok diskusi, jangan ini malah sebaliknya saling memprofokator antar kelompok diskusi.

Para calon pendukung siduasatu juga akan mengalami masa tua, dan tentunya perlu kader regenerasi. Jadi Para calon pendukung siduasatu harus segera mencari Generasi Para calon pendukung siduasatu. Para calon pendukung siduasatu tidak boleh sok, ingin hanya dia yang menjadi tahu akan nilai-nilai hidup dari ajaran Sang Pencipta. Dia harus rela berbagi dan melakukan kaderisasi. Ini untuk efektivitas dan kontinuitas perjuangan juga.

Aktivis
Para calon pendukung siduasatu tidak boleh seperti spiderman yang bekerja sendirian dalam membasmi kejahatan. Seorang calon pendukung siduasatu tidak bisa bekerja sendiri. Dia mutlak memerlukan tim dalam aktivitas perjuangannya. Sehingga perjuangan tidak menjadi terlampau berat, dan ada tim yang siap menyokong kita untuk bangkit lagi ketika kondisi kita sedang futur.
  Masih keburu ga ya...?????
  • Belum/tidak Terjalinnya komunikasi/kerjasama yang baik antar kelompok diskusi dan atau Para calon pendukung siduasatu
Ini sebenarnya adalah masalah klasik sejak dulu. Belum adanya kesatuan antara kelompok-kelompok diskusi dan atau para calon pendukung siduasatu.

Mereka bergerak sendiri-sendiri, saling mementingkan kelompok diskusinya masing-masing, bahkan didalam kelompok diskusi itu sendiripun masing-masing anggota diskusinya, kelihatan bersatu pada saat diskusi saja, akan tetapi setelah selesai diskusi masing-masing saling mementingkan dirinya sendiri.

Sehingga ketika ada satu yang sedang mengalami masalah, tidak ada yang membantu, minimal memikirkan bagaimana membantu menyelesaikan masalah. Apalagi ketika teknologi informasi sudah demikian maju seperti sekarang, seharusnya ini semakin mempermudah kinerja dari Para calon pendukung siduasatu. Tapi kenyataannya mereka tetap tidak terkordinir. Sepertihalnya Superman tak mau tahu urusannya Batman, Power Rangers tak peduli dengan kesulitan Spiderman, Gatotkaca tak mengindahkan permasalahan-permasalahan yang dialami kura-kura ninja dan Ksatria Baja Hitam. Nah, seharusnya sudah saatnya Para calon pendukung siduasatu untuk bersatu.
Para senior/tetua harus segera sadar diri, harus bisa mempelopori kongres para calon pendukung siduasatu untuk membentuk semacam Forum Komunikasi Para calon pendukung siduasatu. Kepanitiannya bisa saja diserahkan kepada Para calon pendukung siduasatu junior yang masih fresh.
Janganlah para senior/tetua dengan subyektifismenya yang tinggi mengombang-ambing setiap informasi ILMU kepada Generasi penerus calon pendukung siduasatu,
Tidak sadarkah kalian...wahai para senior/tetua yang terhormat, kalin sudah membawa masing-masing yang mengikuti kalian yang tanpa dia sendiri sadari ke arah satu kondisi buah simalakama...!!!! 
  • Para calon  pendukung siduasatu seperti buih dilautan, kelihatannya bersatu padahal cerai berai
Untuk masalah yang satu ini mungkin masing-masing diri  merasakannya secara langsung dalam kondisi sadar ataupun tidak sadar...., Tidak sedikit dari Para calon pendukung siduasatu hanya berperan sebagai penonton tidak berperan sebagai pemain, ibarat sebuah Liontin, hanya sekedar memperlihatkan eksistensinya saja terhadap Dakwah siduasatu. ingat....!!! jika kita ingin memahami sesuatu apapun, masuklah kedalamnya dan rasakan getarannya.
  • Para Calon Pendukung Siduasatu Bagaikan Singa-Singa yang meng-embeeee......
Ha..ha..ha..Singa seharusnya mengaum bukan meng-embeee......, kenapa bisa demikian ya..??!!
Tunggu saja kisah selanjutnya dari Sang Pengantar tentang :
Singa-Singa yang meng-embeeee......

Kiranya cukup sekian dulu analisis dari Sang Pengantar kalau kebanyakan analisis bisa-bisa Sang Pengantar malah kesasar.....hehehehe
Sang pengantar menyadari kekeliruan diri sebagai manusia yang tak tahu diri, dan tidak mengelak jika ada kelompok/pribadi yang mencap sebagai ranting patah karena sang pengantar mengakui diri sebagai generasi yang gagal, akan tetapi sang pengantar tahu diri untuk tidak saling benci, hatta kepada seorang yahudi sekalipun, sampai tetesan darah penghabisan Sang pengantar  akan selalu siap mengantar para generasi bangsa indonesia tercinta, walau harus bersimbah darah demi terwujudnya kehidupan siduasatu.

Mohon ma'af sekiranya jika ada kata-kata yang kurang berkenan,

tiada maksud lain dari sang pengantar kecuali hanya mencurahkan unek-unek isi hati.
“kebatilan yang terorganisir akan mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir”.
Jadi dengan alasan apalagi, wahai kalian para calon pendukung siduasatu memilih untuk mengumandangkan Dakwah siduasatu sendiri-sendiri?.

"Salam Sejahtera Selalu" 
Semoga kita semua dapat terhantar kedalam satu kehidupan siduasatu
Baca Selengkapnya....

Senin, 31 Januari 2011

pokok-pokok garis iman


  • POKOK2 GARIS IMAN
Surat 02 Al-Baqarah : 285 Membagi pokok2 garis iman, dmk :
"Rasul itu hidup berpandangan dan bersikap dgn apa yg telah diturunkan ms kerasulan'y
(ajaran ALLAH ms rasul) dari Pembimbing'y, begitu semua mukmin, masing2 hidup berpandangan dan bersikap dgn ajaran ALLAH yaitu risalah malaikat, yakni yg telah dibukukan dlm berbagai kitab menurut-NYA, yaitu sunnah rasul-rasu. "kami tidak memandang berbeda diantara sunnah rasul", yaitu kata mereka seterus'y :"kami telah menanggapi dan kami hidup patuh menurut yg dmk, satu kehidupan maha revolusioner menurut-MU, wahai Pembimbing kami, yakni menurut ANDA jualah hidup ini berjalan".

Ayat diatas membagi pokok2 Garis iman mjd tahap SAMI'NA = Penanggapan dan tahap ATHA'NA = Hidup patuh menurut yg di tanggapi.
AQ surat AL-Baqarah ayat : 93 membagi pokok2 Garis iman dmk :
"Yaitu satu ketika dikalamana KAMI, atas pilihan dz mssy, telah merusak ikatan pergaulan hidup kalian yaitu KAMI unggulkan atas kalian satu kehidupan yg bagaikan gunung tursina memberatkan bumi. "Terimalah apa yg telah KAMI turunkan ( Taurat ms musa ) untuk kalian dgn sepenuh hati dlm arti tanggapilah..!, niscaya mrk berkata : "kami telah menanggapi dan kami mengingkari'y". Oleh karena hati mrk telah mendapat kemantapan hidup musim2an mjd kekufuran mrk.Tegaskan : "Sejahat2 sesuatu yg menggiring hidup kalian mjd dmk adalah pandangan dan sikap hidup kalian dgn dz mssy, mdh2n kalian mau mjd sebenar2'y mukmin"


Disini pokok2 Garis iman tersusun dari tahap "Menanggapi" dalam arti benar2 menanggapi sehingga jelas mengerti apa yg di tanggapi, dan tahap "mengingkari", dalam arti jg jelas memahami apa yg di ingkari'y.
AQ surat (4) Annisa ayat 46 mengajukan satu model yg lain dari pokok2 Garis iman dmk :

"Sebagian yahudi memutarbalik ajaran ALLAH msr-NYA dari yg sebenar'y dimana mrk menyatakan : "kami telah menanggapi dan kami mengingkari'y", dlm arti dengar bukan benar2 dengar tetapi dlm arti "Biarlah kami tetap dgn teori gembala domba kami", lidah biyawak yg bercabang dua yakni tombak berbalut sutera untuk menikam dari dlm thd penataan hidup ( Dinul islam ) dari AQ msr-NYA. Jikalaulah mrk bersikap "kami menanggapi dan kami hidup patuh menurut dmk", yaitu menanggapi dlm arti "Biarlah kami berfikir2 dulu, sungguh yg dmk itu adalah lebih baik dlm arti ketangguhan ILMI-ah. Tetapi ALLAH, atas pilihan dz mssy, telah melaknat mrk mjd bersikap kufur ( Negatif ), maka mrk tidak mau hidup berpandangan dan bersikap dgn ajaran ALLAH msr-NYA kecuali segelintir saja".

Disini pokok2 Garis iman tersusun dari tahap "Menanggapi", dalam arti asal sekedar menanggapi dgn motivasi tertentu sehingga dpt dipastikan tidak akan menguasai'y secara obyektif ILMI-ah. Dari itu maka tahap kedua, "Mengingkari'y", mjd mengingkari sesuatu yg sebenar'y dia tidak menguasai'y secara obyektif ILMI-ah, sehingga yg dmk ini bernilai bajingan yg lebih dz dari dz yg sebenar'y mssy atau ilmiah monyet dibelukar peradaban, seperti disitir oleh AQ surat (07) AL-A'raf ayat : 179 dan 166 dmk :
"Dan sungguh KAMI atas alternatif NUR dan dz msr dan atau alternatif dz mssy, telah memperkaya bagi kehidupan jahanam kebanyakan mns dan jin, bagi'y ada hati yg tidak mau bertanggapan menurut dmk, bagi'y ada mata yg tidak mau melihat dgn yg dmk, dan bagi'y ada telinga yg tidak mau berpendengaran menurut dmk. Itulah dia yg bagaikan binatang ( bajingan ) bahkan lebih dz dari bajingan mssy apapun.
Itulah dia yg mengabaikan pilihan NUR dan DZ msr yg dmk agung".

Akhir'y tatkala mrk yg aduk2an Nur dz mssy itu telah melampaui batas dari apa yg mrk dilarang perihal yg dmk itu niscaya KAMI tegaskan bagi yg dmk itu : "Silahkan kalian mjd monyet yg meringkik-ringkik di taman Nur msr tiada tanding".

Model keempat dari pokok2 Garis iman ialah jahiliyah, yaitu yg hampir2 tidak dapat memahami kalam ALLAH msr-NYA. Maka pokok2 Garis iman disini mjd bertahap "Tidak bisa dan atau tidak mau menanggapi", sehingga tidak memahami ajaran ALLAH msr-NYA. Tetapi lucu'y pada tahap kedua, mrk mjd terbelah kedlm "Mau yg mrk sendiri tidak memahami'y" dan atau "Mengingkari yg sebenar'y mrk tidak memahami'y".


Dengan dmk maka pokok2 garis iman kita susun mjd spt dlm sket berikut :

Demikianlah pokok2 Garis iman secara umum, dgn lain perkataan, kembali kpd lukisan segitiga ABC sama sisi dlm segitiga ADF diatas, maka "sami'na" ialah E-B2 dan Atha;na ialah AB2C.
"sami'na wa ashaina" ialah tawalla ( maling ) BC yg di kaddaba yaitu manipulasi dgn stempel hasil experiment CEF mjd FEC, sebalik'y "sami'na wa ashaina" dlm arti "wasma ghaira musma'in waraa'ina"
ialah kaddaba yaitu penyamaran/pengaburan ABC dan BDE mjd aduk2an BEC ( idealisme ) dgn stempel intuisi. Adapun model jahiliyah adalah tergolong kedlm Garis kuda delman untuk sebakul rumput, atau Garis bagong yg melayap di malam buta.

Selanjutnya "sami'na" tahap menanggapi, menurut perbedaan sasarannya di bagi menjadi rattil satu persiapan iman dan shalat satu pembinaan iman.

  • Rattil satu persiapan iman
Istilah Rattil  = "qira-ah", ialah study yaitu belajar yaitu membentuk pandangan menurut yang di baca. Jadi Rattil atau "qira-atul qur-an" ialah study yaitu belajar yakni membentuk pandangan dgn al-qur-an msr . Dilakukan sendiri2 dgn tekun dan penuh konsentrasi.


Dalam hubungan ini perlu di ingatkan bahwa, pengajian2 umum, sekolah, ceramah2, seminar2, diskusi, kursus, dsb, yaitu mimbar dimana berkumpul sekelompok pendengar dan seorang guru/penceramah/protokol yg menerangkan sesuatu belumlah bisa dikatakan rattil atau qira-ah
yg dmk lebih tepat disebut Persiapan rattil oleh karena yg dmk ialah sekedar pembentukan dasar2 pengertian dan kunci2 persoalan yg merupakan kesulitan2 didlm rattil. Dalam hubungan ini maka rattil ialah mengulang kembali sendirian dirumah untuk menguasainya. Kadangkala juga disebut Mengulang. 
Baca Selengkapnya....

Garis iman


  • GARIS IMAN
Istilah garis menurut ilmu ukur ialah jumlah titik2 yg sambung menyambung hingga membentuk garis dari A sampai Z .
GARIS IMAN adalah Perlambang tindakan demi tindakan yg terus menerus dan sambung menyambung dari satu permulaan hingga mencapai tujuan yaitu IMAN .

Keterangan2 atau teori yg membentangkan garis iman dikatakan jg strategi iman.Pelaksanaan'y setahap demi setahap dpt jg dikatakan taktik iman. Oleh karena keterangan2 atau teori garis iman tercantum dlm al-quran, maka al-quran ms rasul mjd strategi dan taktik mencapai iman.
spt ditegaskan oleh Surat 03 Al-imran : 54 dmk:

 "mereka atas pilihan dz mssy mensiasati ajaran ALLAH ms rasul-NYA, sebalik'y ALLAH dgn ajaran-NYA jg melakukan siasat, yaitu ALLAH atas pilihan NUR ms rasul-NYA adalah Pembina siasat kehidupan indah tiada tanding"
Baca Selengkapnya....

pokok-pokok mencapai iman


POKOK-POKOK MENCAPAI IMAN
Di maksud pokok2 mencapai IMAN adalah keterangan2 yg sangat diperlukan dlm usaha mencapai IMAN. Keterangan2 itu di bagi menjadi :
  • GARIS IMAN
Istilah garis menurut ilmu ukur ialah jumlah titik2 yg sambung menyambung hingga membentuk garis dari A sampai Z .
GARIS IMAN adalah Perlambang tindakan demi tindakan yg terus menerus dan sambung menyambung dari satu permulaan hingga mencapai tujuan yaitu IMAN .

Keterangan2 atau teori yg membentangkan garis iman dikatakan jg strategi iman.Pelaksanaan'y setahap demi setahap dpt jg dikatakan taktik iman. Oleh karena keterangan2 atau teori garis iman tercantum dlm al-quran, maka al-quran ms rasul mjd strategi dan taktik mencapai iman.
spt ditegaskan oleh Surat 03 Al-imran : 54 dmk:

 "mereka atas pilihan dz mssy mensiasati ajaran ALLAH ms rasul-NYA, sebalik'y ALLAH dgn ajaran-NYA jg melakukan siasat, yaitu ALLAH atas pilihan NUR ms rasul-NYA adalah Pembina siasat kehidupan indah tiada tanding"
  • POKOK2 GARIS IMAN
Surat 02 Al-Baqarah : 285 Membagi pokok2 garis iman, dmk :
"Rasul itu hidup berpandangan dan bersikap dgn apa yg telah diturunkan ms kerasulan'y
(ajaran ALLAH ms rasul) dari Pembimbing'y, begitu semua mukmin, masing2 hidup berpandangan dan bersikap dgn ajaran ALLAH yaitu risalah malaikat, yakni yg telah dibukukan dlm berbagai kitab menurut-NYA, yaitu sunnah rasul-rasu. "kami tidak memandang berbeda diantara sunnah rasul", yaitu kata mereka seterus'y :"kami telah menanggapi dan kami hidup patuh menurut yg dmk, satu kehidupan maha revolusioner menurut-MU, wahai Pembimbing kami, yakni menurut ANDA jualah hidup ini berjalan".

Ayat diatas membagi pokok2 Garis iman mjd tahap SAMI'NA = Penanggapan dan tahap ATHA'NA = Hidup patuh menurut yg di tanggapi.
AQ surat AL-Baqarah ayat : 93 membagi pokok2 Garis iman dmk :
"Yaitu satu ketika dikalamana KAMI, atas pilihan dz mssy, telah merusak ikatan pergaulan hidup kalian yaitu KAMI unggulkan atas kalian satu kehidupan yg bagaikan gunung tursina memberatkan bumi. "Terimalah apa yg telah KAMI turunkan ( Taurat ms musa ) untuk kalian dgn sepenuh hati dlm arti tanggapilah..!, niscaya mrk berkata : "kami telah menanggapi dan kami mengingkari'y". Oleh karena hati mrk telah mendapat kemantapan hidup musim2an mjd kekufuran mrk.Tegaskan : "Sejahat2 sesuatu yg menggiring hidup kalian mjd dmk adalah pandangan dan sikap hidup kalian dgn dz mssy, mdh2n kalian mau mjd sebenar2'y mukmin"


Disini pokok2 Garis iman tersusun dari tahap "Menanggapi" dalam arti benar2 menanggapi sehingga jelas mengerti apa yg di tanggapi, dan tahap "mengingkari", dalam arti jg jelas memahami apa yg di ingkari'y.
AQ surat (4) Annisa ayat 46 mengajukan satu model yg lain dari pokok2 Garis iman dmk :

"Sebagian yahudi memutarbalik ajaran ALLAH msr-NYA dari yg sebenar'y dimana mrk menyatakan : "kami telah menanggapi dan kami mengingkari'y", dlm arti dengar bukan benar2 dengar tetapi dlm arti "Biarlah kami tetap dgn teori gembala domba kami", lidah biyawak yg bercabang dua yakni tombak berbalut sutera untuk menikam dari dlm thd penataan hidup ( Dinul islam ) dari AQ msr-NYA. Jikalaulah mrk bersikap "kami menanggapi dan kami hidup patuh menurut dmk", yaitu menanggapi dlm arti "Biarlah kami berfikir2 dulu, sungguh yg dmk itu adalah lebih baik dlm arti ketangguhan ILMI-ah. Tetapi ALLAH, atas pilihan dz mssy, telah melaknat mrk mjd bersikap kufur ( Negatif ), maka mrk tidak mau hidup berpandangan dan bersikap dgn ajaran ALLAH msr-NYA kecuali segelintir saja".

Disini pokok2 Garis iman tersusun dari tahap "Menanggapi", dalam arti asal sekedar menanggapi dgn motivasi tertentu sehingga dpt dipastikan tidak akan menguasai'y secara obyektif ILMI-ah. Dari itu maka tahap kedua, "Mengingkari'y", mjd mengingkari sesuatu yg sebenar'y dia tidak menguasai'y secara obyektif ILMI-ah, sehingga yg dmk ini bernilai bajingan yg lebih dz dari dz yg sebenar'y mssy atau ilmiah monyet dibelukar peradaban, seperti disitir oleh AQ surat (07) AL-A'raf ayat : 179 dan 166 dmk :
"Dan sungguh KAMI atas alternatif NUR dan dz msr dan atau alternatif dz mssy, telah memperkaya bagi kehidupan jahanam kebanyakan mns dan jin, bagi'y ada hati yg tidak mau bertanggapan menurut dmk, bagi'y ada mata yg tidak mau melihat dgn yg dmk, dan bagi'y ada telinga yg tidak mau berpendengaran menurut dmk. Itulah dia yg bagaikan binatang ( bajingan ) bahkan lebih dz dari bajingan mssy apapun.
Itulah dia yg mengabaikan pilihan NUR dan DZ msr yg dmk agung".

Akhir'y tatkala mrk yg aduk2an Nur dz mssy itu telah melampaui batas dari apa yg mrk dilarang perihal yg dmk itu niscaya KAMI tegaskan bagi yg dmk itu : "Silahkan kalian mjd monyet yg meringkik-ringkik di taman Nur msr tiada tanding".

Model keempat dari pokok2 Garis iman ialah jahiliyah, yaitu yg hampir2 tidak dapat memahami kalam ALLAH msr-NYA. Maka pokok2 Garis iman disini mjd bertahap "Tidak bisa dan atau tidak mau menanggapi", sehingga tidak memahami ajaran ALLAH msr-NYA. Tetapi lucu'y pada tahap kedua, mrk mjd terbelah kedlm "Mau yg mrk sendiri tidak memahami'y" dan atau "Mengingkari yg sebenar'y mrk tidak memahami'y".


Dengan dmk maka pokok2 garis iman kita susun mjd spt dlm sket berikut :

Demikianlah pokok2 Garis iman secara umum, dgn lain perkataan, kembali kpd lukisan segitiga ABC sama sisi dlm segitiga ADF diatas, maka "sami'na" ialah E-B2 dan Atha;na ialah AB2C.
"sami'na wa ashaina" ialah tawalla ( maling ) BC yg di kaddaba yaitu manipulasi dgn stempel hasil experiment CEF mjd FEC, sebalik'y "sami'na wa ashaina" dlm arti "wasma ghaira musma'in waraa'ina"
ialah kaddaba yaitu penyamaran/pengaburan ABC dan BDE mjd aduk2an BEC ( idealisme ) dgn stempel intuisi. Adapun model jahiliyah adalah tergolong kedlm Garis kuda delman untuk sebakul rumput, atau Garis bagong yg melayap di malam buta.
Baca Selengkapnya....

obyektivita al-quran


a).Tantangan.
Istilah obyektivita berasal dari perkataan "obyek" dan "logika" shg mjd "obyektivika" atau lebih dikenal dgn sebutan "obyektivita".
Istilah "obyek" berasal dari bahasa inggris "object" = barang, benda, soal, hal, atau menurut kamus ilmu sosial istilah obyek mengandung arti "sasaran/yg akan dituju/yg ditentukan". Selanjut'y istilah "objective" atau "objectief" sama dgn "menurut kenyataan/menurut keadaan senyata'y/pandangan yg sifat'y adil, tdk memihak". Dan "obyektivita" = teori ke-obyektifan.


b).Jawaban AQ
"Obyektivita AQ" ialah klassifikasi dan spesialisasi ayat2 AQ mjd ikatan kelompok yg menjelaskan bahwa klassifikasi dan spesialisasi ayat2 AQ dari kelompok gagasan di dukung oleh klassifikasi dan spesialisasi ayat2 AQ dari kelompok pembuktian msr, sbg terjemahan dari " AL-HAQQU " dalam arti sempit yaitu sebagian ayat2 AQ yg menjelaskan klop-nya gagasan AQ dgn pembuktian AQ spt di tegaskan oleh QS.Zumar : 69-70. Sedangkan "AL-HAQQU" dlm arti umum adalah meliputi seluruh AQ, arti'y seluruh ayat AQ adalah obyektif, spt ditegaskan oleh QS.Al-imran (3) ayat : 60 dmk :
"Satu-satu'y yg bernilai obyektif ILMI-ah adalah jenis ajaran ALLAH msr anda ( muhammad ). Maka jgnlah anda, atas pilihan AQ msr anda ini, mjd golongan yg berlidah biyawak Nur dz mssy".


Maka "AL-HAQQU" dlm ayat diatas meliputi kepastian al-haq yg haq dan al-haq yg bathil, yaitu kepastian jannah sbg pembuktian dari gagasan al-haq yg haq dan kenyataan jahannam sbg pembuktian dari gagasan al-haq yg bathil, kedua2'y adalah obyektif ILMI-ah.
Demikianlah obyektivita AQ sbg nilai ILMU yg ke 4 bagian lain yg akan kita bahas adalah Tafsir sempit.
Baca Selengkapnya....

analitika al-quran


Istilah "Analitika" berasal dari bhs inggris "Analyse" yg arti'y "memisah-misahkan". Namun dikalangan ilmu pengetahuan barat dikenal istilah "analitik" dlm arti "experiment" atau "riset" atau "praktikum", dsb, yg arti'y adalah "penjajagan thd kenyataan", kmd ditambah dgn perkataan "ka" = "logika" = "teori", mjd Analitika = teori analitik.


Analitik AQ ialah klassifikasi dan spesialisasi ayat2 AQ mjd ikatan kelompok gagasan dan ikatan kelompok pembuktian ms rasul2. Sehingga dilihat dari sudut analitik maka seluruh ayat AQ dibagi mjd ikatan kelompok ayat2 gagasan dan ikatan kelompok ayat2 pembuktian.
Sebalik'y Analitika AQ adalah klassifikasi dan spesialisasi ayat2 AQ yg menjelaskan teori analitik AQ.
a.l. QS.Az zumar (39) ayat : 69-70 membuktikan dmk :
"Dan sepertihal'y kehidupan bumi ( organis-biologis ) begitu kebudayaan berkembang menurut satu pantulan ILMU pembimbing'y yaitu dinukilkan satu ajaran mjd satu kitab msr yakni dijajaki satu ILMU sbg satu gagasan mjd pembuktian menurut kenyataan hidup para nabi2 dan para pendukung'y yaitu dipastikan diantara mrk yg hidup dmk mjd satu kenyataan yg obyektif ILMI-ah dimana mrk yg hidup dmk tdk mau diperlakukan dgn pilihan dz mssy".

"Yaitu menurut satu alternatif setiap pribadi disudahi kedlm satu kesudahan hidup menurut apa yg dia melakukan'y dan DIA, ALLAH, dgn AQ msr ini adalah pembina kehidupan lebih ILMI-ah dgn mana mrk, menurut pilihan masing2, membangun kehidupan apapun".


Istilah analitik yg kita pergunakan  disini adalah sbg terjemahan dari "Takwil" atau "ayatun", dlm hubungan dgn hadist yg menjelaskan dmk :

"Bahwa sesungguh'y hadis yg lebih shahih adalah ajaran ALLAH yg telah dibukukan kedlm satu kitab msr-NYA dimana se-indah indah petunjuk kehidupan adalah kehidupan muhammad rasulullah. Sebalik'y urusan hidup yg paling jahat adalah pemutar balikan'y, maka setiap pemutar balikan adalah bid'ah, yaitu setiap bid'ah adalah dz mssy, yakni setiap pilihan dz mssy mengujudkan kehidupan jahanam yg bagaikan si jago merah membakar musnah dmk getir".


Dengan penjelasan hadis diatas lebih jelas bahwa AQ sbg gagasan dipraktekan oleh para nabi mjd sunnah rasul mjd pembuktian'y, sehingga dilihat dari sudut hadis ( sbg pembuktian gagasan ) maka shahih tidak'y sebuah hadis harus dikembalikan kpd AQ sbg gagasan'y, bukan diukur oleh ukuran yg ditentukan oleh manusia.
Lebih jauh Analitika sbg nilai ILMU yg ketiga diperinci mjd : aayatun, takwil, cara kerja analitik
Baca Selengkapnya....

sistimatika al-quran


Istilah sistimatika, asal'y "system" yg arti'y "The arrangement of the body of the problem", ialah susunan persoalan didlm satu keseluruhan, mjd kita mksd disini ialah susunanpengertian/ keterangan didlm satu keseluruhan yg bulat. Berbeda dgn metode yg sasaran'y adalah "Bentuk berfikir AQ" maka "Sistimatika AQ" sasaran'y adalah kpd "susunan ILMU" atau "susunan AQ seumum'y". Oleh karena dlm bhs indonesia tdk ada istilah'y, maka kita pinjam dari bhs asing yaitu "system". Istilah "ka" adalah singkatan dari "logika", mjd "sistimatika AQ" adalah klassifikasi dan spesialisasi ayat2 AQ yg membicarakan susunan AQ seumum'y didlm satu keseluruhan yg bulat. Persoalan pokok "sisitimatika", didlm kerja ILMI-ah, ialah klassifikasi dan spesialisasi.


Klassifikasi ialah penggolongan bagian2 pengertian/keterangan mjd satu ikatan sejenis, yakni sbg terjemahan dari fashala. Untuk mudah'y kita sket sbb :
Sebalik'y "Spesialisasi" ialah pemecahan sesuatu mjd jurusan atau bagian2 khusus, yakni sbg terjemahan dari sharafa ( lihat sket tanda garis putus2 )
Waspada benar bahwa setiap klassifikasi adalah spesialisasi, tapi spesialisasi bukan klassifikasi.


Istilah klassifikasi dan spesialisasi dijelaskan oleh QS.Al-'araf (07) ayat : 52 dan
QS.Al-kahfi (18) ayat : 54 dmk :
"Dan sungguh sebenar'y KAMI telah datangkan kpd mrk ug hidup dz mssy itu ajaran yg telah dibukukan mjd satu kitab msr ini, yg KAMI klassifikasikan yg dmk atas berbagai cabang ILMU, mjd satu pedoman hidup yakni satu kehidupan saling memastikan kasih sayang bagi golongan yg hidup berpandangan dan bersikap dmk dlm keadaan apapun".

"Dan sungguh sebenar'y KAMI (ALLAH) telah meng-spesialisasikan AQ msr ini mjd dmk menurut berbagai ungkapan guna kehidupan mns, tetapi adalah mns, atas permainan dz mssy, dlm banyak hal tukang celetuk belaka".

Selanjut'y QS.Fushilat (41) ayat : 1-4 menjelaskan klassifikasi dan spesialisasi isi AQ untuk sosial budaya, dmk :
  1. "Ibarat lambang yg mengandung rumusan2 tertentu, begitulah istilah "haa-mim" thd ayat2 selanjut'y".
  2. "Demikianlah turun'y AQ msr ini adalah dari ar rahman, perancang Nur msr dan dz mssy, yg akan memberikan kepastian hidup menurut pilihan masing2"
  3. "Satu kitab yg ayat2'y sebagai pembuktian ILMI-ah msr diklassifikasikan mjd AQ yg berbahasa serumpun dgn bahasa arab, adalah bagi golongan mns yg mau ber-ILMU untuk satu kehidupan agung".
  4. Menjadi AQ msr ini satu penghimbau kehidupan bahagia dan pengancam pilihan dz mssy, maka massal mns akhir'y atas pilihan dz mssy tdk mau menanggapi kapan sajapun".
Akhir'y mengenai masalah klassifikasi dan spesialisasi ini maka QS.AL-furqaan (25) ayat : 1-2 mengistilahkan "furqaan" untuk klassifikasi dan spesialisasi dmk :

"Sehebat-hebat kehidupan adil makmur adalah menurut DIA, ALLAH, yg telah menurunkan AQ msr ini mjd satu spesialisasi ( pembelah ) atas abdi kehidupan menurut-NYA guna mjd satu pengancam bagi semesta kebudayaan/peradaban yg berlaku dz mssy mana saja".

"DIA yg, seperti menurut-NYA semesta kemampuan hidup angkasa dan bumi ini, yaitu DIA untuk yg dmk bukan memperlakukan menurut d'efect dari sunnah syayathin yg bersifat dualisme didlm satu kekuasaan hidup, tetapi sebagaimana DIA, dgn penurunan AQ msr ini, memberikan rancangan budaya tiada tara".

Demikianlah "klassifikasi dan spesialisasi", inti persoalan sistimatik. Seterus'y pokok2 persoalan sistimatik dibagi mjd : sistimatik surat, sistimatik umum, sistimatik iman, dan sistimatik ilmu.
Baca Selengkapnya....

metodologi al-quran


Istilah "Metodologi" adalah berasal dari perkataan "method" yg arti'y "special form of  idea" = bentuk berfikir atau dikatakan " prosedure of  form" = cara terbentuk'y model berfikir, dan perkataan "logi" adalah berasal dari "logika" = teori / Ilmu. Jd "Metodologi" = Teori bentuk berfikir. Dlm hal ini istilah metode hanya dipinjam istilah'y saja untuk menterjemahkan istilah "NUR".


"Metodologi AQ" = jumlah ayat AQ yg membicarakan bentuk berfikir AQ.
QS.Baqarah : 17 menjelaskan "metodologi AQ" dmk :
"Perumpamaan'y mrk yg dmk adalah ibarat mrk yg menyalakan api unggun di mlm hari. Maka manakala api telah menyinari setiap apa disekeliling'y, ALLAH sepertihal'y memadamkan sinar terang, begitu menghapuskan Nur msr-NYA thd mrk yg tenggelam dgn angan2 subyektifisme'y, dan DIA menjerumuskan'y dlm pilihan dz mssy shg mrk tdk lagi berpandangan Nur msr dlm kehidupan".

Berdasar penjelasan ayat diatas, untuk mudah'y kita gbrkan dlm bentuk sket berikut ini :
"Naaran" sebagai perlambang dari ALLAH ( A ) adalah "Ar rahman" yg telah mengajarkan Ilmu-NYA yakni AQ msr. "Hum" perlambang dari mns yg menanggapi AQ msr shg dia ibarat mendpt pantulan terang dari
"Naaran" shg dia memperoleh "bentuk berfikir" thd "maa haulahu" (perlambang kenyataan alam). Maka berdasar "Naaran" yg memancarkan sinar terang kearah "Hum" dan "Maa haulahu", seyogya'ylah "Hum" (mns) sudut memandang/bentuk berfikir'y adalah dmk
( A --- B --- C ). Namun oleh karena mrk tdk mau dgn yg dmk maka mrk mjd berada pada sudut D, yaitu berada pd bayangan gelap, shg sudut memandang/bentuk berfikir'y adalah berdasar "amaniya" = angan2/kenangan/kira2 menurut apa yg telah pernah dirasai yg mrk namakan "idea".


QS.Yunus (10) ayat : 5 menegaskan Metodologi AQ dgn ungkapan dmk :
"DIA ( ALLAH ) yg, sepertihal'y DIA membikin matahari memancarkan sinar terang dan rembulan ialah pemantul sinar, yakni DIA memastikan yg dmk mjd berbagai posisi guna memberikan satu ilmu kalenderisasi dan matematika, dimana ALLAH tdk menciptakan yg dmk kecuali mjd obyektif ILMI-ah, begitu menurunkan AQ msr ini ( Nur msr ialah pemantul kehidupan terang benderang dan dz mssy ialah pemantul kehidupan saling acak2an ) guna mengklassifikasikan pembuktian2 ILMI-ah bagi golongan mns yg mau memiliki ILMU agung".


Berdasar ayat diatas dlm hubungan dgn QS.Nur (24) ayat : 35 dpt kita gbrkan dlm sket sbb :


Dari "as syamsu" (A) memancar sinar ("diyaa-an") ke arah "Al-qamar" (B) yg memantulkan sinar pantulan ("nuuran") kearah "al-ard". Sinar pantulan yg dmk dinamakan sinar pantulan terang ("nuurun 'ala") dan dibalik permukaan terang membentuk permukaan gelap dinamakan bayangan gelap ("nuurin").
Samahal'y dgn sket QS.Baqarah : 17, QS.Yunus : 5 dan QS.Nur : 35 menegaskan Metode AQ = Bentuk berfikir AQ = Sudut memandang AQ ialah pantulan dari ALLAH thd kenyataan yg tergantung kpd ALLAH. Adalah satu yg bersudut dua, yaitu bagian yg bersudut pantulan dari ALLAH msr thd kenyataan yg tergantung kpd ALLAH selanjut'y kita sebut Nur msr saja, sedangkan yg bersudut pantulan dari ALLAH mssy ( jin dan mns yg tdk mau msr ) selanjut'y kita istilahkan mjd dz mssy ( laknatullah ).


Arti'y membaca ayat manapun dlm AQmsr ini, maka pengertian'y hrs bersudut dmk shg mjd bacaan yg metodis ILMI-ah. Dan selain yg dmk mjd tdk menentu bahkan arti'y akan hanyut dilambung subyektifisme (ra'yu) belaka.


Selanjut'y metode AQ terbagi dua, yaitu klassifikasi dan spessialisasi mjd al-fatihah = pandangan umum, dan klassifikasi dan spesialisasi mjd sudut memandang satu persatu = induktif = Quranul 'Adhim ( surat-surat panjang dan surat2 pendek ) didlm keseluruhan.
QS.Hijir (15) ayat : 85-87 menegaskan dmk :
"Dan tidaklah KAMI, spt mencipta angkasa dan bumi ini, kecuali begitu dgn AQ secara obyektif msr ini untuk model diantara kedua'y ( yaitu budaya ), dan sesungguh'y sa'ah ( satu manajemen ) adalah benar2 untuk pelaksanaan'y pasti tiba, maka dgn pilihan Nur msr ini berlapang dadalah anda dgn satu keluasan hati yg se-indah2'y !".

"Sesungguh'y pembimbing anda, DIA ( ALLAH ), dgn AQ msr ini, adalah benar2 pencipta lagi pembina satu pandangan ILMI-ah tiada tanding".

"Yaitu sungguh benar2lah KAMI ( ALLAH )telah mengujudkan satu ILMU msr anda ini ( muhammad saw ) mjd klassifikasi si-tujuh-ayat satu pandangan umum ( al-fatihah ) dan Quranul 'Adhim penjelasan satu persatu tiada tanding ( surat2 panjang dan surat2 pendek ).

Terjemahan mjd dmk ialah dihubungkan dgn hadist yg menegaskan dmk :
 Singkat'y metode AQ mjd pandangan umum ( Al-fatihah ) = metode deduktif
dan pandangan satu persatu ( Quranul 'Adhim ) = metode induktif
untuk mudah'y kita sket sbb :
 Sebenar'y AQ satu metode, terutama klassifikasi dan spesialisasi mjd al-fatihah ( pandangan umum ) dan Quranul "Adhim ( sudut pandangan satu persatu ), adalah berhubungan rapat dgn persoalan nilai ILMU yg kedua yakni sistimatika AQ. Arti'y bahwa pengertian metode dgn persoalan deduktif dan induktif secara lebih mendalam terjalin didlm persoalan sistimatika AQ.
Baca Selengkapnya....

al-quran satu ilmu


Istilah ilmu, untuk bhs indonesia, berasal dari arab ialah "ILMUN" = Penanggapan sesuatu se-obyektif2'y, yakin atau pengetahuan. Tetapi org arab mengartikan'y dmk :



"AL 'ILMU NUURUN FILQALBI" :  ilmu ialah cahaya/pancaran didalam hati.


Untuk bangsa indonesia yg 83% beragama islam dan intelektualisme islamisme seumum'y, pasti dmk arti'y " "ilmu". Tetapi untuk yg berpendidikan barat khusus'y dan intelektualisme barat umum'y, namun perkataan
"ilmu" berasal dari arab, tetapi arti  ilmu bagi mrk ialah terjemahan dari "science", yg berarti dmk :
"science is organised body of prinsiples supported by facts" = "ilmu ialah rangkaian keterangan teratur dalam keseluruhan yg didukung oleh fakta'y".


Bangun  ilmu dlm arti keterangan, menurut barat ialah bentuk kesadaran yg terkatung-katung dari mns thd fakta'y selaku obyek'y. Dan bahwa ilmu barat dgn bentuk kesadaran yg dmk adalah bersumber kpd yunani yg mempunyai nilai dmk .
ilmu menurut intelektualisme barat ialah ciptaan mns yg perkembangan'y dimulai melalui tahap/proses dmk :
  • Experience ( pengalaman )
  • Experiment ( percobaan,riset,survey,dsb .)
  • Knowledge ( pengetahuan )
  • Science
Dmklah pengertian istilah ilmu menurut intelektualisme barat .
AQ surat (55) Ar rahman ayat : 1-13 menjelaskan dmk :
  1.  "Istilah 'ar-rahman"
  2. "DIA, ALLAH yg telah mengajarkan satu ILMU yg bernama AQ"
  3. "DIA, yg telah menciptakan sekalian insan"
  4. "DIA, yg telah mengajar satu ILMU mjd rangkaian keterangan"
  5. "Yaitu mengenai matahari dan satelit2'y adalah menurut satu azas matematik tiada tanding"
  6. "Yakni bintang kemintang selaku peristiwa organis dan tumbuh2an selaku kejadian biologis, kedua'y takluk menurut asas yg dmk"
  7. "Yaitu spt semesta angkasa ( termasuk bumi ini ) DIA yg membangun dan mengujudkan menurut satu asas kesetimbangan, begitulah AQ msr ini untuk kebudayaan/peradaban"
  8. "Hendak'y kalian jgn mengaduk-aduk satu asas kehidupan setimbang"
  9. "Maka bangunkanlah kehidupan kalian dgn AQ Yakni Nur msr dgn setepat2'y dan jgn memperkosa dz mssy sebagai satu asas kehidupan timpang"
  10. "Yaitu bumi, DIA memfungsikan untuk makhluk sekalian"
  11. "Termasuk kedalam'y ( fungsi bumi ) adalah setiap tumbuh2an dan kayu yg menghasilkan panen untuk makanan"
  12. "Yakni biji yg mengandung guna untuk kehidupan"
  13. "Maka siapakah gerangan mau membantah bahwa DIA, dgn NUR msr dan DZ mssy, adalah pembingbing kalian kedalam dua kehidupan yg saling bertolak belakang"
 Demikianlah AQ satu ILMU ialah rangkaian keterangan teratur dari ALLAH msr thd semesta kenyataan yg tergantung kpd ALLAH. Mjd ilmu ialah rangkaian keterangan teratur yg didukung oleh fakta dan ilmu ialah cahaya yg memancar didalam hati adalah pandangan dz atau kufur mssy.

Baca Selengkapnya....

al-quran satu subyek study


AQ satu subyek study


Istilah "subyek", kita maksudkan disini, ialah yg menentukan. Yaitu terjemahan dari perkataan "imam". Jadi " Al-Quran satu subyek study" ialah al-quran ms rasul, dgn pandangan dan sikap yg terkandung di dlm'y, menentukan mjd pandangan dan sikap yg melakukan study'y.
Sedangkan istilah "obyek" ialah sesuatu yg menjadi sasaran pembicaraan AQ ms rasul.
Dengan dmk maka, bagaimanakah posisi mns yg melakukan rattil satu persiapan iman dan shalat satu pembinaan iman?? dan siapakah mns itu sebenar'y??
AQ ms rasul memberikan pandangan dmk :

AQ surat (76) Dahrun ayat:1-3
"Bukankah mns itu telah mengalami satu masa proses kejadian'y yg bekas'y itu tidak satupun bisa diusut ?!.
 "Sebenar'ylah SAYA mencipta mns dari nutfah yg membelah diri yg KAMI memproses'y hingga KAMI membikin'y mjd yg berpendengaran dan berpenglihatan".
 "Sebenar'y KAMI dgn satu ajaran ms rasul KAMI, mempedomani'y(mns)satu tata kehidupan, hasil'y ada yg hidup merunduk dgn pilihan NUR ms rasul dan ada yg atas pilihan dzulumat ms syayathin bersikap negatif".



AQ surat (16) Nahl ayat:78 :

"Yaitu ALLAH, sebagaimanahal'y DIA mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian yg kalian itu tidak mempunyai ILMU apapun, dimana DIA bikin bagi kalian itu pendengaran, penglihatan dan penanggapan, begitu AQ yg dmk NUR ms rasul-NYA untuk mengeluarkan kalian dari dz mssy apapun. Semoga kalian mau merunduk dgn AQ ms rasul yg dmk agung".


AQ surat (31) Lukman ayat:14-15 :
"Dan KAMI wasiatkan mns untuk berbuat patuh, dgn satu ajaran ms rasul KAMI, thd kedua ibu bapak'y, yg ibu'y telah mengandung'y dgn susah payah dan menyapih'y ( setelah menyusui'y ) selama dua tahun : agar kalian hidup merunduk dgn satu ajaran ms rasul-KU, yaitu thd kedua ibu bapak kalian, yakni dgn satu ajaran ms rasul-KU jualah perjalanan hidup itu"
"Tetapi jikalau kedua'y memaksa kalian untuk mendualismekan ajaran ms rasul-KU, yg mana bagi kalian bukan satu alternatif ILMU, maka jangan ikuti kedua'y, namun gaulilah kedua'y dlm hidup di dunia ini menurut ketentuan yg umum berlaku, dan ikutilah tata kehidupan org yg teguh dgn satu ajaran ms rasul-KU. Akhir'y satu ajaran ms rasul-KU adalah tolak ukur kehidupan kalian. Maka SAYA ( ALLAH ), dgn ajaran msr-KU, membentangkan gagasan dan pola kehidupan kalian menurut mana kalian melakukan berbagai kegiatan".


AQ surat (51) Daariyaat ayat:56 :
"Yaitu tidaklah KAMI mencipta jin dan mns ini kecuali untuk mengabdi diri dgn satu ajaran msr-KU kedalam satu kehidupan".


AQ surat (64) Taghabun ayat:16 :
"Maka hidup patuhlah kalian dgn ajaran ALLAH msr-NYA sekuat kemampuan kalian, yaitu tanggapilah dan hidup patuhlah, yakni berkorbanlah seihsan2'y bagi kebutuhan diri kalian. Dan barang siapa yg terhindar dari kekikiran diri'y maka mrk itu adalah yg hidup menang".


Jadi kemampuan mns secara hakiki hanyalah menanggapi dan hidup patuh secara obyektif ILMI-ah dan atau "menyontet untuk menutupi kelemahan (kaddaba) de'fect dari "apriori" mjd idealisme yg non ILMI-ah atau menyontet untuk melegalisir (reflex) menurut satu apriori mjd naturalisme yg jg non ILMI-ah.


Dmklah mns yg melakukan rattil satu persiapan IMAN dan shalat satu pembinaan IMAN di minta mawas diri dan menyadari berbagai sudut nilai2 subyektifisme'y. AQ meminta, seolah2 pembaca AQ yg bernilai obyektif adalah bagaikan pembeli gagasan kehidupan jannah untuk mana dia hrs membayar sejumlah harga, yaitu keakuan dan hubungan'y dgn segala kekayaan'y mjd milik ALLAH. Seolah2 rattil AQ msr bagaikan membunuh dan menghidupkan kembali ke-akuan msr.Bagaikan menyembelih dan menghidupkan kembali diri dgn AQ msr.
Rattil AQ satu persiapan IMAN adalah perbaikan yaitu perombakan kesadaran dan tanggapan dari dz mssy ke arah NUR msr. Yaitu kesadaran hidup "menurut ILMU ALLAH ialah AQ msr-NYA lagi pemasti mjd satu kehidupan".
Sasaran rattil satu persiapan IMAN adalah kesadaran dari tanggapan yg sudah terlepas dari ILMU yg obyektif msr dan terjerumus kedalam tanggapan dz mssy yg mengakibatkan "Hidup saling bertantangan dan baku hantam"


Dengan menyatakan :


"Saya berlindung dgn ajaran ALLAH msr-NYA dari ajaran syaithan, perusak kehidupan", berarti kita mengambil sikap melepaskan diri dari tanggapan dz mssy.
Dan dgn menyatakan :


"Mudah2n saya mjd hidup dgn ILMU ALLAH, yg telah mengajar AQ msr lagi yg memberi satu kepastian hidup menurut satu pilihan masing2". Maka dgn penuh sadar mengerahkan segenap kemampuan memahami dan tanggapan untuk mendapatkan sudut B2 dgn jalan mengkaji sudut B1 menurut model sudut B .
"Siapa yg berusaha sepenuh hati tentang penataan hidup menurut ajaran KAMI niscaya KAMI, dgn AQ msr ini, akan menunjuki'y", kata ALLAH .


AQ sudah dibuka, maka munculah dua masalah besar yg perlu dikaji seserius-serius'y yaitu : 
AQ satu ILMU dan AQ satu Bahasa.
Baca Selengkapnya....

Pengantar iman


PERISTILAHAN IMAN SEUMUMNYA


1.Arti Kata


Perkataan “Iman” adalah mashdar dari kata kerja: “aamana” = kata kerja telah,
                                                                            “yu’minu” = kata kerja lagi/akan,
                                                                          ” mu’minin” = kata pelaku.
Dan untuk sementara kita artikan “Iman” saja.

Dengan demikian maka: “aamana”= telah ber-Iman,
                                   “yu’ minu” = lagi/akan beriman,
                                 “mukminun” = yang ber-Iman.


Dilihat dari teori pembentukannya maka kata kerja “aamana” adalah kata kerja 3 huruf pokok yang mendapat tambahan satu huruf.


Ilmu Sharaf (Teori Bentuk Kata) memberi dua kemungkinan pembentukan kata kerja “aamana”.
1) Pembentukannya itu adalah dari kata kerja 3 huruf pokok Amuna,
    amana atau amina sehingga “aamana” disini berarti “percaya, teguh atau tenang”.
2) Dari kata benda yaitu, Iman , yang oleh hadits Ibnu Majah menjelaskan demikian :
Al Imanu , Aqdun bil Qalbi , Wa Iqrarun bil Lisani, wa amalun bil arkani


“Iman ialah tambatan hati yang menggema kedalam seluruh ucapan dan menjelma kedalam segenap laku perbuatan”.


Dan masing-masing dari kedua kemungkinan ini akan memberikan konsekuensi ruang lingkup pengertian yang begitu berbeda dan tajam kepada istilah Iman.

2. Ruang Lingkup Iman
Hadits Ibnu Majah diatas membuktikan bahwa ruang lingkup Iman mencakup tiga aspek kehidupan manusia, yaitu meliputi seluruh isi hati, seluruh ucapan dan segenap laku perbuatan.
Ketiga aspek tersebut yaitu isi atau ketetapan hati, seluruh ucapan dan segenap laku perbuatan adalah satu kebulatan hidup manusia dalam arti kebudayaan dan peradaban.
Untuk lebih ringkas dan tajam maka masalah bagian isi hati dan ucapan yang memberi dan menyatakan pernilaian dan pandangan, misalnya “Matahari berputar tetap pada sumbunya – Surat 036 Yasin ayat 38 - Wasy syamsu tajri li mustaqarril lahaa dzaalika taqdiirul’aziizil aliim dsb.
Kita simpulkan menjadi pandangan hidup; dan bagian isi hati dan ucapan yang mengenai dan mencakup seluruh laku perbuatan manusia kita simpulkan menjadi sikap hidup.
Dengan demikian maka hadits diatas, untuk lebih singkat dan mendekati hakikinya, kita terjemahkan menjadi Iman ialah Pandangan dan Sikap Hidup. Ruang lingkup Iman ialah Pandangan dan Sikap Hidup


Dengan perkataan lain, oleh Surat 002 Al-Baqarah ayat 165 merumuskan demikian :
"Dan sebagian manusia adalah orang yang memperlakukan ajaran selain Allah (Al-Qur’an ms Rasul-Nya) menjadi Pembina pandangan & sikap hidupnya. Mereka mencintai yang demikian itu seperti mencintai ajaran Allah ms Rasul-Nya. Tetapi yang benar-benar ber-Iman (hidup berpandangan dan bersikap dengan Al-Qur’an ms Rasul-Nya) adalah sangat rindu untuk hidup dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya. Dan jikalaulah yang berlaku dzulumat ms Syayathin itu sudi melihat (dengan pandangan al-Qur’an ms Rasul-Nya) niscaya pada saat itu akan melihat laku perbuatan dzulumat ms syayathin satu siksa nestapa bahwa sebenarnya kekuatan hidup tangguh itu adalah dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya secara bulat. Dan Allah, dengan pembuktian Al-Qur’an ms Rasul-Nya, adalah pembalas kehidupan sangat jahat atas pilihan dzulumat ms syayathin biadab”.


Dengan demikian maka istilah Iman ialah pandangan dan sikap hidup sama dengan “ Sangat rindu untuk hidup “ atau “ dipuncak kerinduan “ atau “dilambung cinta / rindu untuk hidup dengan ajaran Allah (Al-Qur’an ms Rasul).


3. Nilai dan Harga Iman
Dimaksud dengan “nilai” menurut istilah ekonomi ialah kemampuan yang membikin sesuatu menjadi sedemikian rupa.
Seperti misalnya satu liter beras mempunyai kemampuan untuk menghilangkan lapar dan atau membikin kenyangnya dua orang dalam satu waktu tertentu.
Sifatnya berlaku obyektif, yakni tidak tergantung kepada mau atau tidak maunya manusia terhadap yang demikian.
Dari itu nilai mengandung sajian alternatif obyektif. Dan masalah “harga”, juga menurut istilah ekonomi, ialah jumlah yang Orang sedia mengorbankannya untuk mendapat nilai.
Misalnya orang mengorbankan uangnya sejumlah dua ratus rupiah untuk mendapat satu liter beras, uang dan sebagainya yang berfungsi menjadi alat penukar hanya berharga, tetapi harga itu sendiri tidak mengandung nilai yang dimaksud diatas.
Misalnya jikalau orang makan lembaran uang yang berharga dua ratus rupiah diatas dia tidak akan kenyang.
Dari itu maka “harga” hanyalah mengganti “nilai”, dan sifatnya berlaku subyektif, yaitu tergantung kepada suka atau tidak sukanya manusia.
Dengan demikian maka harga mengandung sajian alternatif subyektif. Jadi “nilai Iman” ialah kemampuan isi Iman untuk membikin pendukung atau penyanjungnya menjadi menurut apa yang digambarkan/dijanjikan oleh isi atau materi Iman, yakni Al-Qur’an ms Rasul.“Dunia menjadi hasanah dan diakhirat hasanah”.


Sebaliknya “harga Iman” ialah jumlah yang harus dikorbankan untuk mendapat Iman atau menjadi mukmin yaitu mengorbankan segenap dirinya (nafsun jamaknya anfus/subyektifismenya) dan segenap harta kekayaannya menjadi milik Allah sehingga dia itu menjadi hamba atau abdi kehidupan menurut Allah yaitu menurut petunjuk Allah yakni Al-Qur’an ms Rasul-Nya untuk mencapai jannah atau hasanah.


Dan orang yang demikian dinamakan “mutawakkilun” dan Allah berfungsi “wakilun” atau “waliyyun”.
Perkataan Iman itu sendiri tidak akan menjadi sempurna kecuali jika dihubungkan dengan perkataan lain. Artinya “nilai dan harga Iman” ditentukan oleh sesuatu yang lain.
Dengan lain perkataan maka perkataan “Iman” belum bernilai dan berharga kecuali dia diikat atau digandeng dengan sesuatu yang lain yaitu ajaran atau Ilmu.
Dan sebagai bukti dapat kita ajukan antara lain Surat 002 Al-Baqarah ayat 4, demikian :
“ (yang dinamakan muttaqien) yaitu yang hidup berpandangan dan bersikap dengan yang telah diturunkan ms anda (al-qur’an ms Muhammad SAW), yakni sama dengan yang telah diturunkan ms Rasul-Rasul sebelum anda,dengan mana mereka menyakini mencapai tujuan terakhir(hasanah di dunia dan hasanah di akhirat)dalam keadaan bagaimanapun ”.


Dengan pembuktian ini menjadi jelas bahwa “nilai” dan “harga” dari perkataan Iman ditentukan oleh “yang telah diturunkan ms anda (al-qur’an ms Muhammad SAW)”.
Sebaliknya Al-Qur’an memberi “nilai dan harga” ini tidak hanya dengan Al-Qur’an ms Rasul saja, tetapi bahkan dengan sembarang ajaran apapun.
Sebagai bukti untuk yang demikian dapat kita ajukan antara lain Surat 029 al an - kabut ayat 52 :
“(Tegaskan, hai Muhammad/orang ber-Iman) : “Cukuplah Allah, dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul-Nya, menjadi pemberi kesaksian diantara saya yang hidup berpandangan dan bersikap dengan yang demikian dan kalangan kalian yang hidup berpandangan dan bersikap dengan dzulumat ms sy. Dia (Allah), dengan al-Qur’an ms Rasul-Nya, yang meng-Ilmu-i segala kehidupan organis dan biologis dan begitu kehidupan sosial budaya. Dan mereka yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Bathil, yaitu mereka yang bersikap negative terhadap ajaran Allah (al-Qur’an ms Rasul-Nya) niscaya mereka yang demikian adalah yang hidup rugi/perusak kehidupan dimana sajapun”.


Arti “ajaran bathil” oleh Surat 004 An - Nisaa ayat 51 - 52 dijelaskan demikian :
“Tidaklah kalian melihat, dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul ini, terhadap mereka yang telah mendapat nasib kehidupan sial dari para ahli kitab, mereka hidup berpandangan dan bersikap menurut ajaran Idealisme dan Naturalisme, dengan mana mereka berkata kepada yang, atas pilihan dz ms sy, bersikap negatif terhadap ajaran Allah ms Rasul-Nya bahwa dibanding dengan mereka yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya, mereka itu memiliki sistem kehidupan yang lebih ilmiah adanya”. (an-Nisa ayat 51).


“Yang demikian itu adalah mereka yang, atas pilihan aduk-adukan Nur-dz ms sy, oleh Allah, dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul-Nya, telah melaknatkannya. Sehingga siapapun yang oleh Allah, dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul-Nya, telah melaknatkannya maka pasti akan kalian dapati, bagi mereka yang demikian itu, kelak tidak ada yang mau mengikutinya (S. an-Nisa ayat 52).


Lebih lanjut arti “thagut” yang kita terjemahkan menjadi Naturalisme, oleh Surat 002 Al-Baqarah ayat 257 menjelaskan demikian :
 “Allah, dengan al-Qur’an ms Rasul-Nya, adalah pembimbing mereka yang hidup berpandangan dan bersikap menurut yang demikian, yang membebaskan mereka dari pengaruh dzulumat ms syayathin menuju kehidupan Nur ms Rasul. Sebaliknya mereka yang, atas pilihan dzulumat ms sy bersikap negatif terhadap ajaran Allah ms Rasul-Nya, maka pembimbing mereka itu adalah thagut, yang memutar balik mereka dari Nur ms Rasul menuju dzulumat ms syayathin. Mereka yang demikian itu adalah pendukung kehidupan yang bagaikan si Jago Merah, memusnahkan segala, dimana mereka terus menerus demikian dalam keadaan bagaimanapun”.


Dari pembuktian-pembuktian diatas dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an ms Rasul memberikan “nilai” dan “harga” kepada perkataan “Iman” menjadi dua golongan, yaitu “nilai dan harga” Nur ms Rasul dan atau “nilai dan harga” dzulumat ms syayathin.
 Surat 017 Bani Israil ayat 9-11 memperjelas masing-masing ini demikian :
“Sesungguhnya al-Qur’an ms rasul ini memberi pedoman kearah satu kehidupan lebih tangguh yaitu menghamparkan satu kehidupan gembira untuk mukmin yang berbuat tepat menurut yang demikian, bahwa bagi mereka yang demikian adalah satu imbalan kehidupan agung tiada tara”.

“Dan sesungguhnya yang tidak mau hidup berpandangan dan bersikap menurut yang demikian niscaya KAMI, bagi mereka yang demikian, atas pilihan dzulumat ms syayathin, akan menimpakan satu kehidupan azab lagi pedih tiada tara”.


“Dan manusia (terhadap alternatif obyektif dari al-Qur’an ms Rasul ini) dipersilakan melakukan alternatif subyektif dengan dzulumat ms syayathin dengan satu kehidupan celaka, atau dengan Nur ms Rasul dengan satu kehidupan bahagia. Dan adalah manusia itu keburu nafsu dalam pilihan hidupnya”.

Dengan demikian maka nilai dan harga Iman diperinci menjadi Iman yang bernilai dan berharga “hasanah” yakni al-Qur’an ms Rasul dan “sayyi-at” yaitu ajaran-ajaran bathil yakni penyalah gunaan dzulumat ms syayathin,
seperti dibuktikan oleh Surat 098 Al-Bayyinah ayat 1 demikian :
“Tidak adalah mereka yang, atas pilihan dzulumat ms syayathin, melakukan berbagai pandangan dan sikap negatif terhadap ajaran Allah ms Rasul-Nya yang terdiri dari para ahlulkitab dan pendukung. Naturalisme (yang hidup dualisme dengan dzulumat ms syayathin) kecuali menjadi penyalah guna dan atau pengaduk dzulumat ms syayathin, setelahnya mereka mendapat satu pembuktian Ilmiah dari Allah ms Rasul-Nya yang demikian patah”.


Dengan demikian arti dari “nilai Iman” disini ditekankan kepada Ilmu atau ajaran, seperti Ilmu dan ajaran Allah yakni al-Qur’an yang mampu membangun pendukungnya kedalam posisi yang dijanjikan yaitu “hasanah di dunia dan di akhirat”.
Sebaliknya Ilmu dan ajaran-ajaran bathil menjerumuskan pendukungnya kedalam kehidupan jahat.
Sedang “harga Iman” ditekankan kepada menurut sunnah Rasul dan yang mendukungnya, yaitu jumlah yang telah mereka korbankan dari seluruh hidupnya hingga mencapai mukmin, atau “menurut sunnah syayathin”, yaitu jumlah yang telah dikorbankan oleh pendung dzulumat menjadi dzalim yakni pengrusakan diri dan kehancuran materi dalam kehancuran segenap kehidupan.
Untuk lebih memperjelas tentang sifat, jenis dan hakikat dari “harga Iman’ maka mari kita petik kembali Surat 009 At-Taubah ayat 111 :
“Sebenarnya Allah, dengan al-Qur’an ms Rasul-Nya, telah membeli dari mukmin (yang hidup berpandangan dan bersikap dengan al-Qur’an ms Rasul) dirinya (termasuk ke akuan nya) dan seluruh harta kekayaannya (menjadi milik Allah), bahwa bagi mereka yang demikian itu berhak atas jannah (satu kehidupan hasanah di dunia dan hasanah di akhirat), dimana mereka siap tempur untuk ketahanan penataan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul-Nya sehingga mereka mampu membunuh dan sedia dibunuh, merupakan satu ikatan janji menurut-Nya yang secara obyektif tersebut didalam Taurat ms Musa, didalam Injil ms Isa, dan didalam al_Qur’an ms Rasul Muhammad SAW. Dan siapa yang sudah menyempurnakan Imannya menjadi satu ikatan janji dengan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul-Nya (Piagam Aqabah II) maka gembirakanlah mereka, sesuai dengan yang kalian menjanjikan mereka dengan al-Qur’an ms Rasul, menjadi satu ikatan perjanjian diantara kalian (Piagam Yastrib). Dan yang demikian itu Dia (Allah), dengan al-Qur’an ms Rasul-Nya, adalah Pembina kemenangan hidup tiada tanding”.

Dengan demikian, dari hasil pembuktian “nilai dan harga Iman” maka terbukalah jalan untuk memberi definisi tentang Iman yang mendekati secara obyektif.


4. Definisi Iman
Berdasar pembuktian-pembuktian diatas maka kita tarik definisi Iman menjadi sebagai berikut :
1) Iman, secara umum, ialah pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul
    dan atau dengan ajaran-ajaran selainnya yakni ms syayathin.
    Dan orang yang demikian dinamakan mukmin seumumnya.
2) Iman, secara khusus, ialah pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul,

    dinamakan Iman yang haq(obyektif).Dan orang yang demikian dinamakan mukmin yang haq artinya 
    mukmin yang obyektif dengan al-Qur’an ms Rasul sebaliknya pandangan dan sikap hidup dengan 
    ajaran-ajaran selain Allah (al-Qur’an) ms Rasul, yakni ms syayathin ialah Iman bathil atau kufur.
    Dan orang yang demikian dinamakan mukmin bathil atau kafir.
    Untuk mudahnya maka arti structural (bangunan) Iman dimaksud diatas, baik secara umum maupun 
    secara khusus, kita tuang dalam bentuk sket segitiga sama sisi, sebagai berikut :

Sket Struktural Iman
Keterangan :
A = Allah, perancang dan pemastian kehidupan (qadiirun).
B = Kenyataan hidup nabi Muhammad Rasulullah, pola atau bentuk contoh kehidupan dari ajaran Allah (uswatun hasanah).
B1 = Al-Qur’an sebagai Imam
B2 = Kenyataan hidup mukmin yang obyektif dengan al-Quran ms Rasul yang oleh Nabi Muhammad dinyatakan “Sahabatku di Jannah”.
C = Kenyataan alam organis, biologis dan gaya yang tergantung kepada Allah.
ABC = (yang terperinci menjadi AB1C dan AB2C) = Nur ms Rasul yaitu pantulan terang dari Al-Qur’an ms Rasul (Nurun “Ala).
BE = Dzulumat dalam arti bayangan yaitu pantulan gelap yang bertolak belakang dengan pantulan terang dinamakan Nurin.
BDE = Sudut memandang dzulumat yang obyektif dari Allah ms Rasul-Nya.
BED = Sunnah Syaitahn, laknatullah wal malaikat wan naasi ajma’in (Surat Baqarah ayat 161).
BDC = Salah satu alternative, secara d’efect, menjadi aduk-adukan pandangan Nur-dzulumat (ABC-BDE), dalam bentuk kadzdzaba menjadi model ketiga, ialah idealisme.
CF = Dzulumat ialah bayangan yaitu pantulan gelap dari kenyataan alam.
CDF = Sudut memandang dzulumat secara obyektif Ilmiah dengan Al-Qur’an ms Rasul.
FDC = Salah satu lternative lain, secara reflex, dalam bentuk tawalla CDF menjadi semodel bathil.
ED dan FD = Segala daya upaya aduk-adukan Nur-dzulumat dan atau penyalah gunaan dzulumat menjadi semodel bathil (DC), dinamakan “khutuwatis syaithan = strategi dan taktik pilihan dzulumat ms syayathin.
DC = Hasil aduk-adukan Nur-dzulumat (ABC-BDE) menjadi BDC dan atau penyalahgunaan dzulumat (CDF) menjadi FDC, keduanya menjadi semodel bathil.
Untuk lebih mempertajam arti sudut BDE dan atau CDF yang ditumpang tindih diatas BDC sehingga menjadi Bathil (aduk-adukan Nur-dzulumat dan atau penyalah gunaan dzulumat ms syayathin) ialah satu Qadar atau Taqdir Syar (rancangan dan kepastian hidup jahat) atau “arbaaban min duunillaahi” maka kita petik Surat 015 al - Hijir ayat 43 dan 44 demikian :
“Maka sesungguhnya jahannam adalah benar-benar menjadi tempat kepastian mereka yang berpandangan dan bersikap dzulumat as syayathin semuanya”.
Ujudnya itu (jahannam) adalah sejenis bangunan bertingkat tujuh dimana masing-masing tingkatannya itu adalah bagian golongan tertentu”.

Dan untuk mudahnya maka Qadar atau Taqdir Syar ini kita sket menjadi sebagai berikut :
Sket Taqdir Syar / Sosial Piramidal Sistem kehidupan saling gusur, saling todong, saling peras memeras, saling menghina dan memiskinkan, kehidupan buah simalakama, dsb.

5. Perbandingan Istilah
Istilah Kafara – yakfuru – kafran – kufran – kufuran – kafirun , artinya berpandangan dan bersikap dzulumat ms syayathin dan berlaku negatif terhadap ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul.
Secara umum sama dengan

istilah Kadzaba – yakdzibu – kadzban – kadzibun atau kadzdzaba – yukadzibu - takdziban – mukadzibun artinya secara umum juga berpandangan dan bersikap dengan dzulumat ms syayathin,
tetapi secara khusus = mendustakan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul dengan jalan mengaduk-aduk atau melacur ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul sehingga membentuk model ketiga (maghdub) yang beralamat dari Allah, padahal bikinannya sendiri dengan motif sepiring nasi.
Sedangkan Kafara adalah kelanjutan dari kerja Kadzdzaba, yaitu memaling ajaran Allah (dzulumat) hingga menjadi penemuan/ciptaan sendiri dalam bentuk bathil.
Surat Al-Fatihah menyebut Kafara = Dhalliin. Jadi Kadzaba secara umum, berlaku sama baik untuk kafara maupun bagi kadzaba dan kadzdzaba seperti dimaksud dalam Surat 029 Al-Ankabut 12-13 :

“Yaitu berkatalah mereka yang, atas pilihan dzulumat ms syayathin, berlaku negatif terhadap yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul-Nya : “Mari masuk organisasi (sabil) kami niscaya kelak kami akan menanggulangi setiap beban/kesulitan hidup kalian !. dan sebenarnya mereka itu bukannya mau menanggulangi / memecahkan beban / kesulitan orang lain tetapi sebenarnya mereka itu adalah pelacur (pengaduk-aduk) kesulitan hidup dimanapun”.


“Yakni sebenarnya mereka, atas pilihan dz ms sy, melacurkan (memboncengi) beban / kesulitan hidupnya menjadi beban yang lain yaitu satu penambahan beban atas yang lain yang sudah demikian berat hidupnya. Maka pasti kelak mereka, dikala qiyamah sudah tiba, akan diminta pertanggungan jawab perihal apa yang adalah mereka, atas piliah dz ms sy, mengelabui siapapun”.

Istilah Syirkun dalam arti sempit adalah aduk-adukan, sama dengan Kadzdzaba secara khusus, yang oleh Surat 042 Asy Syura ayat 13 menegaskan demikian :
 
“Dia (Allah), dengan al-Qur’an ms Rasul-Nya, menata kehidupan kalian menurut satu penataan (Dinul Islam) yang Dia telah mengajarkannya menurut sunnah Muhammad SAW. Sehingga apa yang telah Kami wahyukan (al-Qur’an) ms Rasul anda ( Muhammad SAW). “Yaitu yang Kami telah mewasiatkannya menurut sunnah Ibrahim, Musa, dan sunnah Isa : “Agar kalian membangun din ini (Islam) menjadi penataan hidup kalian dan jangan dengan dzulumat ms syayathin yang pecah belah”. Dari itu maka dakwah mereka yang aduk-adukan Nur-dzulumat ms syayathin (Yahudi dan Nashara yang mendakwa kitab perjanjian lama dan perjanjian baru warisan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Daud dan Nabi Ismail, termasuk Arab jahiliah yang mendakwa hidupnya itu adalah menurut warisan Nabi Ibrahim melalui Nabi Ismail, kenyataan semuanya sudah lain dari al-Qur’an ms Rasul ini) adalah bual besar. Allah, dengan al-Qur’an ms Rasul-Nya, memberikan satu pilihan ( mau Nur atau dzulumat) bagi siapa yang mau menurut Nya itu. Yaitu Dia, dengan al-Qur’an ms Rasul-Nya, memberikan pedoman hidup bagi siapa yang mau menjadi mutawakkilun menurut-Nya”.
 
Istilah Walla dan Tawalla, arti leterleknya berpaling/menyeleweng. Tetapi secara umum baik yang menyalahgunakan dz ms sy maupun yang mengaduk-aduk Nur - dz ms sy, keduanya sama-sama menyelewengkan dz ms sy.
Istilah Munaafikun dan Mudzabdzabin , artinya bermuka dua atas pilihan dz ms sy terhadap yang Nur ms Rasul.
Hal mana oleh Surat 004 An-Nisa ayat 137-143 dan 145 menggambarkan demikian:
“Sebenarnya yang telah menyatakan diri hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya, selanjutnya atas pilihan dz ms sy bersikap negative terhadap ajaran Allah ms Rasul-Nya, selanjutnya dia balik lagi menyatakan hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya, kemudian dia, atas pilihan dz ms sy berlaku negative terhadap ajaran Allah, akhirnya makin menjadi-jadi sikap negatifnya terhadap ajaran Allah ms Rasul-Nya. Sehingga Allah, dengan ajaran-Nya (al-Qur’an ms Rasul-Nya) tidak akan mempedomani lagi kehidupan mereka satu penataan hidup (Dinul Islam) menurut-Nya”.

“Maka dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul ini) peringatkan mereka yang atas pilihan dz ms sy, hidup bermuka dua terhadap ajaran Allah (al-Qur’an ms Rasul-Nya) bahwa bagi mereka yang demikian adalah satu kehidupan nista yang demikian pedih tiada tanding”.

“Mereka yang mengambil orang yang memilih dz ms sy dan bersikap negative terhadap ajaran Allah ms Rasul-Nya menjadi pemimpinnya selain dari kalangan yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya, dapatkah mereka mengharapkan satu kehidupan mulia/agung dari pangkuan mereka yang demikian itu ? maka sesungguhnya kehidupan mulia / agung itu hanyalah dengan ajaran Allah ( Al-Quran ) menurut sunnah Rasul-NYA se-bulat-bulatnya!”.

“Dan sebenarnya Dia telah menurunkan atas kalian didalam kitab ini (al-Qur’an ms Rasul-Nya), bahwa bila kalian melaksanakan garis “sami’na” ajaran Allah menurut pembuktian sunnah Rasul-Nya ada orang yang atas pilihan dz ms sy, berlaku negatif terhadap yang demikian yaitu mengolok-olokkannya, maka janganlah kalian, dengan pilihan Nur (al-Qur’an) ms Rasul ini, duduk sebangku bersama mereka yang demikian, sebaliknya akan menjerumuskan kalian kedalam ajaran selain al-Qur’an ms Rasul-Nya, niscaya kalianpun menjadi semodel mereka. Sesungguhnya Allah, dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul-Nya, adalah penghimpun orang-orang kafir dan munafiq kedalam kehidupan jahannam semuanya”.

“Mereka yang, atas pilihan dz ms sy, mencari peluang didalam kehidupan kalian yang Nur (al-Qur’an) ms Rasul ini. Maka jikalau adalah kalian sudah mendapat satu kemenangan hidup dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya niscaya mereka terus saja membual kata : “Bukankah kami ini jama’ah kalian ? Tetapi jikalaulah kemujuran hidup itu lagi ditangan orang yang, atas pilihan dz ms sy bersikap negatif terhadap ajaran Allah ms Rasul-Nya ini niscayalah mereka juga membual kata : “Bukankah kami tidak mengharapkan kekalahan atas kalian yaitu kami melindungi kalian dari (serangan) orang-orang yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya?!!. Maka Allah, dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul-Nya, menghukum diantara kalian pada hari qiyamat, yaitu Allah, dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul-Nya, tidak pernah memberi jalan bagi yang kafir atas yang beriman”.

“Sebenarnya orang-orang yang bermuka-dua dengan pilihan dz ms sy terhadap yang Nur (al-Qur’an) ms Rasul adalah mereka yang mengelabui ajaran Allah ms Rasul-Nya. Dan Allah, dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul-Nya, pemungkas tipu daya mereka itu. Yaitu mereka dikala tegak melakukan ahalat hanyalah tegak bisu sekedar memperlihatkan kepada manusia, yaitu tidak pernah menyadarkan diri untuk hidup dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya kecuali hanya sekilas saja”.

“Menjadi orang yang bermuka dua (mudabdabin) diantara yang demikian. Tidak masuk golongan mereka yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya juga buka golongan yang hidup dzulumat (Naturalisme) menurut sunnah syayathin”.

“Sebenarnya orang yang bermuka dua terhadap Nur ms Rasul dan atau dz ms sy (magduub) adalah alas lantai nar dari kehidupan yang benar-benar hidup dz ms sy sehingga akan kalian dapati bahwa bagi yang demikian itu tidak pernah mendapat pendukung yang sebenarnya”.

Demikianlah modelnya, Munafiqun, Mudabdabin dan Mukadzibun dalam arti sempit.
Tetapi dalam arti umum biasa saja yang benar-benar dz ms syayathin (Naturalisme) pun berwajah Munafiqun, Mudabdabin dan Mukadzibun, sebagai musang berbulu ayam untuk missi mengacau balau/menghancurkan Iman dari dalam.
Istilah Murtad, yaitu bolak balik dari satu agama dan atau berpindah agama, dilihat dari sudut agama yang dia tinggalkan. Masalah Munafiqun, Mudabdabin dan Mukadzdzibun, dalam arti sempit sama dengan bermuka dua, aduk-adukan, tidak menentu atau kesasar dzulumat ms sy, juga dinamakan golongan ketiga.
Oleh Surat 009 Taubah ayat 118 menegaskan demikian :
“Dan atas golongan ketiga, yang dipandang telah membelakangi ajaran Allah ms Rasul-Nya, sehingga dikala bumi yang demikian luas menjadi sempit atas mereka yang demikian yaitu mereka menjadi panik dan mengira bahwa tidak ada tempat pelarian kecuali dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya, maka Dia memberikan satu jalan taubat atas mereka yang demikian guna mereka melakukan taubatnya, sesungguhnya Allah, Pembina taubat lagi pemasti satu kehidupan saling kasih sayang”.
 
Dengan perkataan lain Munafiqun, Mudabdabin dan Mukadzdzibun ini dalam arti sempit dinamakan juga bermanis muka atau bunglon, oleh Surat 070 Ma’arij ayat 36-39 menyatakan demikian :
“Maka gerangan apa mereka yang, atas pilihan dz ms sy itu, bermanis muka terhadap kalian yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah ms anda (Muhammad) ?!
“Juga yang menjadi bunglon, terhadap yang Nur (al-Qur’an) ms Rasul dan atau terhadap yang dzulumat (Naturalisme) ms syayathin?!


“Apakah setiap orang dari kalangan mereka yang demikian (munafiq) mengira bahwa mereka itu akan mendapat satu kehidupan jannah yang demikian nikmat tiada tanding?!
“Tidak bakal : Sebenarnya Kami (Allah) dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul Kami, membikin mereka menurut apa yang mereka meng-ilmui-nya”.

Sejajar dengan Munafiqun, Mudabdabin dan Mukadzdzibun adalah Jahiliyah ialah “Iman dengan apa yang dia tidak pernah mengetahui/menguasainya”, dan pendukungnya adalah jahil,
oleh Surat 031 Luqman ayat 20-21 menegaskan demikian :
“Tidakkah kalian melihat bahwa Allah, dengan pembuktian al-Qur’an ms Rasul-Nya, telah membikin segala apa yang diruang angkasa dan segala apa yang dibumi ini untuk kepentingan hidup kalian, begitu Dia, dengan ajaran-Nya (al-Qur’an ms Rasul-Nya), menghamparkan atas kehidupan kalian ciptakan-Nya itu menjadi satu kemantapan lahir (iqrarun bil lisaani wa ‘amalun bil arkan) dan batin (‘aqdun bil qalbi). Dan sebagian manusia adalah yang bantah membantah perihal ciptaan Allah itu dengan tanpa alasan ilmiah yaitu tanpa pedoman hidup yakni tanpa satu buku pegangan yang memberikan satu pandangan hidup”.

“Dan apabila kepada mereka yang demikian itu disampaikan : “Mari (hidup) mengikuti menurut yang Allah turunkan (al-Qur’an ms Rasul-Nya)!, mereka lantang menjawab : “Sebaliknya, kami hidup mengikuti suatu (tradisi) yang kami mewarisinya dari nenek moyang kami, sekalipun yang demikian itu adalah da’wah syaithan kearah satu kehidupan azab Nar.

Penggolongan Iman secara tajam menjadi Iman Haq dan Iman Bathil, oleh Surat 056 Waqiah dinamakan ashabul maimanah / ashabul yamin (golongan kanan) untuk mukmin dan ashabul masy-amah / ashabus syimal (golongan kiri) untuk mukmin bathil atau kafir.
Dan yang satu lagi ialah as saabiquunas saabiquun (golongan terdahulu lagi utama). Kesemuanya oleh Surat 056 Waqiah ayat 7-14, 27, 38-41 dan 51, menegaskan demikian :
“Yaitu ashabul maimanah ( gol kanan), dan apakah yang dimaksud dengan ashabul maimanah?
“Dan ashabul masy-amah (golongan kiri), dan tahukah kalian apa yang dimaksud dengan ashabul masy-amah?
“Dan as-saabiquunas saabiquun (golongan terdahulu lagi utama).
“Adalah mereka (gol. Terdahulu lagi utama) yang berdarah-daging dengan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul-Nya.
 “Adalah mereka (gol. Terdahulu lagi utama) yang berdarah-daging dengan ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul-Nya.

“(Ujud kehidupan dengan al-Qur’an ms Rasul) menjadi bagaikan aneka macam kebun didalam satu taman yang merindangkan kepuasan tiada tanding”.
“Jumlahnya itu (yang pada kurun I) adalah lebih banyak dari yang sebelumnya”.
“Tetapi sedikit sekali dibanding dengan yang terakhir (kurun kedua)”.
“Maka ashabul yamin (golongan kanan) dan tahukah kalian apa yang dimaksud dengan golongan kanan?.
  “Jumlahnya itu (pada kurun pertama) adalah lebih banyak dari sebelumnya”.

“Juga jumlahnya itu (pada kurun pertama) adalah lebih banyak dibanding dengan yang terakhir (pada kurun kedua)”.
“Dan ashabus syimal ( golongan kiri ), tahukah kalian apa yang dimaksud dengan ashabus syimal ?
 “(dengan segala corak ragam kehidupan diatas) akhirnya, sebenarnya, wahai kalian yang demikian itu, adalah pelaku dzulumat lagi yang melacur Nur-dz ms syayathin”.

Surat Waqiah diatas membuktikan bahwa keseluruhan kehidupan manusia disepanjang sejarah, dilihat dari sudut tanggapan ilmunya, menjadi mukmin dan kafir.
Selanjutnya, dilihat dari sudut kemantapan tanggapan ilmunya, maka : Mukmin dibagi menjadi assabiqunasaabiqun, yang bagaikan sejenis tonggak atau sokoguru kehidupan kebudayaan secara ilmiah di sepanjang sejarah, dan semua mukmin yang lain menjadi sayap kanannya (ashabul yamin).
Kafir, dibagi menjadi dalam arti sempit yaitu yang benar-benar dzulumat ms syayathin, menjadi sayap kiri (ashabus syimal) dari assabiqunas sabiqun.
Sedang kafir dalam arti umum, dimaksud disini ialah munafiq, mukadzibun atau mudabdabin, menjadi ular berkepala dua / tombak bermata dua atau bunglon, yaitu sayap kanan dari sayap kiri

(“Anis Yamin wa ‘anis syimal – Ma’arij 37), atau sayap kiri yang tersembunyi dari assabiqunas sabiqun dan ashabul yamin-nya.
Akhirnya perlu ditegaskan dalam persoalan Iman ini, teristimewa untuk Iman yang haq, bahwa hakikat Iman ini adalah satu alternatif dari penguasaan ilmunya yakni al-Qur’an ms Rasul, yang oleh

Surat 042 Asy Syura ayat 52 dan 53, membuktikan demikian :
“Maka begitulah Kami (Allah) mewahyukan al-Qur’an ms Rasul anda (Muhammad) menjadi jiwa (pembangkit) perintah Kami. Kalian tidak menguasai apa isi kitab al-Qur’an ms Rasul ini niscaya kalian tidak mempunyai iman, sebaliknya Kami menjadikannya (al-Qur’an ms Rasul) dengan nama Kami memberikan pedoman hidup bagi siapa dari abdi abdi kehidupan yang mau dengan yang Kami kehendaki ms Rasul Kami. Dan sebenarnya anda (Muhammad), dengan al-Qur’an ms anda ini, memberikan satu pedoman kearah satu penataan tangguh tiada tanding”.



Demikianlah Iman ialah pandangan dan sikap hidup dilihat dari sudut kenyataan hidup Amalun atau aqdun dan Ikrar bil lisan adalah perujudan dari hasil penguasaan ilmu menjadi permukaan dalam dari kenyataan hidup yang terkenal dengan istilah “tanggapan” .
Arti tanggapan atau tanggapan tujuan yaitu “niyat” (sama dengan maksuudun ialah yang dimaksud yakni yang mau dilakukan untuk mencapainya), sehingga hidup ini adalah satu alternatif dari satu pilihan ilmunya, oleh hadis jumhur menegaskan demikian :

"innamal 'amalu binniyyat" 
 “Sesungguhnya segala laku-perbuatan itu sudah menurut satu tanggapan tujuan (niyat yakni satu alternatif ilmu).
 "wa innamaa likulli amri'in maanawaa"
Dan pasti bagi setiap manusia adalah hidup menurut apa yang ia menanggapinya (dari satu alternatif ilmunya).
"faman kaanat hijratun ilallahi wa rasulihi fahijratuhu ilallahi warasulihi"
Maka siapa yang hidupnya itu pindah (hijrah) kepada ajaran Allah (al-Qur’an) ms rasul-Nya maka bentuk laku perbuatannya (hasil perubahan dari yang lain itu) harus menurut ajaran Allah (al-Qur’an) ms Rasul-Nya.
"faman kaanat hijratuhu iladdunya yusiibuha"
Dan siapa yang hijrahnya itu adalah mengikuti lingkungan dunianya (Naturalisme dan Idealisme) niscaya menurut istilah mendapat model laku perbuatannya.
"aw ilaa amratin fayankihuha"
Atau jika menurut lingkungan sex, maka laku perbuatannya itu hanyalah dari kawin ke kawin saja.
"fahijratuhu ilaa maa hajara ilaihi"
Maka model laku perbuatan setiap manusia (hasil hijrahnya) adalah mengikuti apa kearah mana ia mengarahkan hidupnya”.
 

Demikianlah lengkapnya definisi Iman yang sebenarnya dengan al-Qur’an ms Rasul, yang oleh Nabi Muhammad SAW telah mengajarnya pada permulaan abad ke-7M. dan tanggapan abad ke-20 menjadi Iman & percaya adalah satu produk sejarah oleh tangan-tangan kotor manusia, mari kita kaji persoalannya dalam sejarah Iman.
Baca Selengkapnya....