Perkataan “Iman” adalah mashdar dari kata kerja “aamana” = kata kerja telah, “yu’minu” = kata kerja lagi/akan,” mu’minin” = kata pelaku.
Dan untuk sementara kita artikan “Iman” saja.
Dengan demikian maka “aamana”= telah ber-Iman, “yu’ minu” = lagi/akan beriman, “mukminun” = yang ber-Iman.
Dilihat dari teori pembentukannya maka kata kerja “aamana” adalah kata kerja 3 huruf pokok yang mendapat tambahan satu huruf.
Ilmu Sharaf (Teori Bentuk Kata) memberi dua kemungkinan pembentukan kata kerja “aamana”.
1) Pembentukannya itu adalah dari kata kerja 3 huruf pokok Amuna, amana atau amina sehingga “aamana” disini berarti “percaya, teguh atau tenang”.
2) Dari kata benda yaitu, Iman , yang oleh hadits Ibnu Majah menjelaskan demikian :
Al Imanu , Aqdun bil Qalbi , Wa Iqrarun bil Lisani, wa amalun bil arkani
Artinya :
“Iman ialah tambatan hati yang menggema kedalam seluruh ucapan dan menjelma kedalam segenap laku perbuatan”.
Dan masing-masing dari kedua kemungkinan ini akan memberikan konsekuensi ruang lingkup pengertian yang begitu berbeda dan tajam kepada istilah Iman.
Kalau boleh tolong di ulas dari sejarah iman mas.
BalasHapus